KETIKA YANG DIHARAPKAN TIDAK KUNJUNG DATANG
(Baca: Kejadian 23:1-20)
Faith makes us sure of what we hope for and gives us proof of what we cannot see. Hebrew 1:1
Pernakah Anda menantikan sesuatu dan Kemudian apa yang diharapkan ternyata tidak terwujud? Bagaimana perasaan Anda? Kecewa? Marah? Putus asa? Atau bahkan Anda kehilangan kepercayaan? Kurang lebih seperti inilah yang terjadi dalam kehidupan Sara istri Abraham.
Jalan cerita kehidupan yang panjang dan berliku dari seorang wanita bernama Sara dimulai jauh sebelum Ur-Kasdim. Wanita ini boleh dikatakan hampir memiliki segala yang diinginkan manusia pada umumnya. Suaminya seorang yang kaya, pandai, berpengaruh, penting dan berhikmat. Ia memiliki banyak budak yang siap melayaninya. Hanya satu yang tidak dipunyai waktu itu: seorang anak kandung. Yang menarik dari peristiwa kehidupannya adalah Tuhan berjanji memberikan anak dan menjadikannya bangsa yang besar dari keturunan Abraham.
Puluhan tahun menanti, akhirnya anak kandung yang bernama Ishak dilahirkan dari rahim Sara (Kejadian 21:1-7). Di umur 127 tahun Sara meninggal tanpa melihat cucu dan cicit yang dijanjikan Tuhan. Bukankah Tuhan menjajikan keturunan Abraham seperti pasir di laut dan bintang di langit (Kejadian 22:17)? Di saat Sara tutup usia, ia bahkan belum melihat Ishak menikah apalagi memiliki anak. Apa yang dipercaya Sara tentang janji Tuhan tidaklah dilihat sepenuhnya. Sara tidak melihat apa yang diharapkannya.
Hari ini ketika kita percaya dan mempercayakan hidup kepada Tuhan Yesus Kristus, bisa jadi apa yang kita harapkan di dalam Tuhan itu belum terwujud sepenuhnya. Ada orang berpikir bahwa berkat Tuhan hanya sebatas kesembuhan dan hal-hal lain yang kelihatan mata. Bagaimana bila ia tidak sembuh dan meninggal dalam sakitnya? Apakah bila demikian Tuhan tidak bisa dipercayai? Bagaimana bila kita berharap kepada Tuhan atas sesuatu dan ternyata tidak dikabulkan? Pada saat seperti inilah sebenarnya seseorang yang bergumul itu menunjukkan kualitas apakah tetap beriman atau menyangkal Tuhan. Orang yang hidup hanya dengan mujizat hanya akan percaya dan menantikan yang kelihatan. Orang yang hidup dengan iman, tetap mempercayai dan mengikut Tuhan walaupun tidak melihat dan mendapatkan apa yang diharapkannya.
Hari ini ketika kita sekolah dan tidak menyontek seperti seisi kelas dan nilai mereka semua bagus. Sementara nilai kita yang sudah belajar sungguh-sungguh dapat minim angkanya, apakah kita masih mau mempercayai dan mengikut jalan-Nya Tuhan?
Ketika Kita bekerja dan melayani dan kemudian tidak ikut-ikutan menggelapkan uang, korupsi ataupun cara-cara yang tidak benar, lalu dari pihak atasan atau manajemen mengebiri kita, adakah kita masih mau beriman dan mengikut Yesus?
Pada saat kita buka usaha, mengadakan tender dan memakai cara sebaik mungkin dengan prinsip Tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular, tetap saja kemudian kita untung sedikit atau bahkan ditinggalkan oleh rekan bisnisyang menganggap kita konyol; Apakah pada saat itu kita masih serius dan sungguh-sungguh mengikut Yesus?
Apabila Anda mengalami hal-hal seperti di atas, maka Anda tidak sendiri. Abraham, Sarah, Habel, Henokh, Musa, Yosua, Daud, dst. Adalah orang-orang yang mengalami hal serupa dengan cara dan situasi masalah yang berbeda. Mereka menunjukkan kualitas tetap beriman dan memperoleh kekuatannya di dalam harapan kepada Tuhan. Mereka menantikan suatu kota surgawi (city of God) di mana apa yang mereka percayai sebagai iman kepada Yesus Kristus terwujud suatu saat. Mereka tetap melangkah di saat yang tidak pasti dan kelam. Mereka tetap beriman dan menyadari bahwa di dunia ini sementara saja adanya (Ibrani 11:13-16).
Ketika Anda tidak melihat yang diharapkan, ketika pergumulan dan beban menjadi berat justru di dalam jalan yang benar, dikala semua yang ada lenyap tersisa iman; maka pada saat itulah kita diperhadapkan pada istilah �IMAN�. Iman adalah adalah dasar bahwa kita mempercayai Tuhan dan tetap mengikut Tuhan walaupun realitas buruk dan harapan tidak menentu.
Beriman menurut Alkitab adalah kita menaruh kesadaran bahwa kita semua sedang transit di bumi dan suatu saat menuju kekekalan. Iman menjadi tiket untuk melihat, mengantar dan memimpin kenyataan kehidupan yang sesungguhnya di dalam rana kekekalan. Ketika Anda tidak melihat yang diharapkan di dalam Tuhan, lihatlah kekekalan. Biarlah Tuhan menuntun Anda lewat iman percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Mintalah Tuhan menguatkan Anda melewati hal yang buruk, mintalah hikmat menjalani hal yang baik. Ijinkan Roh Kudus menguasai dan bekerja dalam hidup Anda. Doa saya, Tuhan menolong Anda! Amin.
Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp