KAPAN SAATNYA REGENERASI?
'Ketika Elisa melihat itu, maka berteriaklah ia: 'Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda!' Kemudian tidak dilihatnya lagi, lalu direnggutkannyapakaiannya dan dikoyakkannya menjadi dua koyakan.'
II Raja-raja 2:12
Regenerasi atau yang disebut pergantian dari senior kepada yunior terkadang menjadi polemik bila dilaksanakan pada saat yang tidak tepat dan tidak siap. Generasi senior bisa jatuh dalam lubang yang disebut post power syndrome yakni keadaan tidak siap digantikan oleh yunior dan berada dalam situasi tidak berkuasa atau berfungsi dalam pelayanan yang sebelumnya. Bisa jadi juga Yunior jatuh dalam lubang syndrome absalom yakni suatu keadaan berambisi yang menjegal jatuh senior agar bisa memimpin/menggantikan fungsi pelayanan yang ada.
Bila regenerasi dilaksanakan pada saat yang tidak tepat dan belum siap, bisa terjadi konflik bahkan kekacauan di dalam sistem dan fungsi pelayanan. Sebaliknya bila generasi senior dan yunior sama-sama tidak mengambil inisiatif kerjasama, maka akan menimbulkan kekosongan fungsi pelayanan, kemorosotan bahkan kehancuran pelayanan itu sendiri.
Pertanyaanya adalah: Kapan saat yang tepat terjadinya regenerasi? Apa yang perlu dipersiapkan oleh masing-masing generasi dalam mensukseskan dan melancarkan apa yang sudah ada? Belajar dari suksesi pelayanan dan kepemimpinan Elia kepada Elisa, setidaknya ada beberapa prinsip yang dapat kita petik bersama.
Pertama, Tuhanlah yang menjadi inisiatif regenerasi. Elia memanggil Elisa untuk dipersiapkan menjadi nabi Allah penggantinya. Regenerasi adalah inisiatif Allah kepada manusia agar rencana dan kehendak Allah berjalan melewati sejarah dan masa depan, agar maksud Allah untuk menolong, menyelamatkan dan memulihkan manusia boleh terwujud. Orang-orang yang dipilih, dipanggil dan dipakai Allah untuk melaksanakan tugas ini harus melihatnya sebagai suatu kehormatan dan tujuan hidup (Roma 8:28-29; I Petru 1:2; Efesus 2:10).
Kedua, Regenerasi berjalan dengan baik bila ada 3K, yakni: Kerjasama, Komunikasi dan Kerendahan hati. Elia dan Elisa adalah gambaran teladan regenerasi dari senior kepada yunior. Kerjasama bukan kerja sama-sama di suatu tempat dan kesempatan yang sama sementara yang satu dan yang lain melakukan kesibukan yang tidak ada kaitan sama sekali. Kerjasama berarti yang senior mau dengan rendah hati melatih dan membagikan pengalamannya. Kerjasama berarti yang yunior mau dengan rendah hati berlelah-lelah belajar melayani. Kerjasama adalah tindakan efektif bersama dalam suatu kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Komunikasi berarti adanya pembicaraan timbal balik dan kesaling-mengertian satu dengan yang lain. Elia bersedia membuka komunikasi kepada Elisa dengan bertanya apa yang bisa dilakukannya. Elisa meminta peneguhan dan tanda dalam regenerasi. Dalam komunikasipun di butuhkan kerendahan hati, baik untuk mendengar maupun cara menanggapi. Dengan demikian faktor penting dalam regenerasi dalam hal kerjasama dan komunikasi harus diikat oleh kerendahan hati.
Ketiga, Regenerasi orang yang tepat (bukan yang sempurna)bukanlah perkara mudah. Ada kalanya mencari orang untuk melanjutkan 'tongkat estafet' saja sulit. Ada kalanya orang-orang yang siap menggantikan ada, tetapi sulit membedakan antara yang kelihatan bagus di luar dengan yang sesungguhnya bagus di dalam (motivasi dan hati). Tidak ada salahnya kita meminta tanda dari Tuhan mengenai siapa orang yang tepat untuk regenerasi.
Elisa meminta tanda dan pengesahan dari Elia mengenai suksesi pelayanan. Permintaan Elisa memang sangat sulit sehingga Elia berkata, 'Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi.' (ayat 10).
Elisa mendapat tanda yang pasti, ia melihat Elia diangkat ke sorga dengan kereta ber-api dan kuda ber-api. Inilah pengesahan yang jelas dari Tuhan kepada Elisa yang bisa jadi waktu itu masih ragu apakah dia layak dan adalah orang yang tepat untuk menggantikan hamba Tuhan yang besar seperti Elia.
Tuhan yang berinisiatif untuk regenerasi, Ia pula yang memilih orang-orang yang dikehendakinya dalam regenerasi. Tuhan bukan saja mampu menghadirkan tanda, Ia juga mampu meneguhkan di tengah-tengah keterbatasan kita melalui cara kerjanya yang unik. Pertanyaan sekarang adalah pada saat kita dipanggil Tuhan untuk menggantikan pelayanan, maukah kita taat dan bergumul bersama Tuhan? Pada saat kita diminta Tuhan untuk menyerahkan pelayanan kepada generasi muda, maukah kita mentaati dan mengerjakannya? Kiranya Tuhan menolong kita berada di tempat yang seharusnya. Amin.
Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp
Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp
No comments:
Post a Comment