BAHAYA MENGEJEK
Lalu berpalinglah ia ke belakang, dan ketika ia melihat mereka, dikutuknyalah mereka demi nama TUHAN. Maka keluarlah dua ekor beruang dari hutan, lalu mencabik-cabik dari mereka empat puluh dua orang anak. II Raja-raja 2:24
Apa jadinya bila seorang menabrak tiang setelah tertawa terpingkal-pingkal melihat temannya jatuh di selokan? Begini ceritanya, Tommy anak kelas 2 SD hendak pergi ke sekolah dan bertemu Didi di pertigaan jalan. Karena Tommy berteriak memanggil, pandangan Didi jadi teralih ke ujung jalan pertigaan itu, sementara tidak disadari bahwa di depannya tidak ada beton jalan trotoar alias lubang got.
Ketika melihat Didi masuk selokan trotoar, kontan saja Tommy ketawa setengah mati. Sambil berjalan Tommy terus mengejek Didi sambil tertawa terbahak-bahak. Seragamnya sudah menjadi putih hitam bukan putih merah. Begitu Tommy mengarahkan kembali pandangan ke depan, ia menabrak tiang listrik! Cerita singkat ini menggambarkan seringkali orang yang mengejek kegagalan/musibah orang lain juga akan terkena ejekan karena kebodohannya.
Ambil saja contoh peristiwa Elisa dengan anak-anak di perjalanan menuju kota Betel. Entah bagaimana keadaan persis jaman itu, namun terbilang dalam sejarah bahwa orang-orang Israel hidup meninggalkan Tuhan. Ada 42 anak remaja yang mengejek umat pilihan Tuhan. Ketika mereka selesai mengejek, tanpa disadari mereka masuk di hutan yang liar dan berhadapan dengan binatang yang buas. Sebelum mereka sadar dari puasnya mengejek, dua beruang hutan menyerang dengan ganasnya.
Masalahnya bukan Elisa penuh kuasa bisa semaunya membuat orang lain celaka; bukan di sana. Masalahnya terletak pada dua hal yang membuat mereka pada akhirnya celaka. Pertama adalah masalah tidak menghormati Tuhan. Keberadaan nabi Elisa adalah representatif dari kehadiran Tuhan. Keadaan orang-orang di jaman Elisa hidup mengabaikan bahkan tidak lagi segan terhadap Tuhan.
Kedua, adalah masalah ketidaksadaran mentertawakan keadaan orang lain dan sedang memuaskan diri di dalam ejekan. Ketidaksadaran diri inilah yang akan membawa kerugian di suatu waktu dan suatu tempat.
Empat puluh dua anak remaja itu mungkin tidak diajarkan tata krama. Sebenarnya dari pakaiannya saja, kebanyakan orang Israel mengerti siapa Elisa. Para remaja ini kemungkinan tidak langsung dilahap beruang di depan Elisa. Mereka terus berjokka-jokka (jalan) tanpa mawas sedang masuk daerah berbahaya. Biasa remaja semakin dilarang semakin nekad, semakin ditegur semakin mengacuhkan.
Marilah kita belajar mengevaluasi sikap dan perbuatan kita. Tertawa itu sehat, tetapi jika tidak sadar bisa dikira orang gila. Tertawa itu baik, namun tidak perlu mengejek atau mencelakai orang dengan kata-kata. Jangan sampai dibalik sikap kita yang kelihatannya sepele, kita tanpa sadar sedang meremehkan Tuhan. Rugi sendiri lho nanti!
Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp
No comments:
Post a Comment