Ingin Berkarier dengan Benar?
Simak Hakikat Dasar Karier Manusia
(Baca: Kejadian 2:4-7)
Jaman ini banyak orang berlomba-lomba mencari karier yang terbaik. Kebanyakan mereka yang mengambil pendidikan di perguruan tinggi di dorong oleh tren, arahan (terkadang instruksi) orang tua, pengaruh teman dan asal masuk tanpa kejelasan arah hidupnya.
Di masa lalu, bidang ekonomi menjadi rebutan lowongan pekerjaan. Banyak orang tua mendorong generasinya masuk bidang manajemen dan akuntansi agar bisa dapat penghasilan besar dan berhasil. Di waktu selanjutnya, justru bidang dunia maya menjadi tatapan bagi banyak orang untuk berhasil tanpa berlelah-lelah fisik. Banyak orang tuamulai menyarankan anaknya masuk di teknik informatika dan perpaduannya.
Siapa yang tidak ingin sukses? Siapa yang tidak ingin berhasil? Kerap kali pencapaian sukses hanya dibatasi banyak uang dan bekerja di perusahaan besar. Padahal hakikat dari keberhasilan hidup seseorang adalah apabila ia menggenapi tujuannya diciptakan. Dengan melakukan kehendak Allah, di dalamnya termasuk menggarap dan mengembangkan talenta/bakat yang ada pada dirinya.
Setelah berhasil, kerap banyak orang mengatakan 'Keberhasilanku adalah mulai dari nol.' Sering pula kita dengar banyak orang mengatakan 'si A berhasil dalam usaha, tidak lepas dari kerja kerasnya mulai dari nol.' Benarkah hal ini?
Bila kita melihat sekelumit sejarah penciptaan alam semesta, maka kita akan lebih instropeksi diri bahwa sesungguhnya Allah yang memodali kita hingga kita berhasil. Apa buktinya? Pertama, tanpa sarana dan prasarana alam dan isinya maka manusia tidak mungkin bertahan hidup. Makanan sayuran, buah dan semua hewan diciptakan Allah sebelumnya. Bahkan udara, air dan daratan adalah bagian dari awal yang disiapkan sebelum manusia hadir di bumi.
Kedua, manusia diciptakan dengan misi untuk berhasil seturut dengan panggilan hidup-Nya. Masing-masing orang memiliki panggilan hidup yang unik dan berbeda. Secara universal, panggilan hidup manusia adalah bertanggung jawab mengerjakan kehidupan, mengatur alam dengan baik, dan mengembangkan masa depan secara bertanggung jawab: baik itu beranak cucu ataupun regenerasi.
Ketiga, dengan jelas kitab Kejadian memperlihatkan salah satu tujuan hidup manusia adalah menggarap alam semesta. Kejadian pasal dua berisi sekilas mengenai keadaan alam yang baru saja ada dan perlu digarap oleh manusia. Benih kehidupan alam beserta dengan semua tumbuh-tumbuhan sudah tertanam di tanah. Inilah modal bagi manusia pertama untuk menggarap tanah.
Keempat, mengacu kepada kejadian pasal satu terdapat sejumlah hewan yang diberikan kepada manusia untuk dinamai dan ditaklukan dalam pengertian dikelolah dengan bertanggung jawab. Allah memberi modal selain tanaman juga hewan.
Dari ketiga pernyataan ini, jelaslah bahwa hakikat manusia berkarier tidak pernah dimulai dari nol. Allah memodali manusia dengan sarana dan prasarana. Allah memodali manusia dengan bakat/talenta. Allah memodali manusia dengan hikmat dan kepandaian.
Bukankah di sini kita bisa melihat, bahwa bila seseorang memulai karier dan berhasil harusnya ia mengatakan 'Tuhanlah yang membuatku berhasil. Tuhanlah yang memodali keberhasilan ini. Oleh sebab itu, segala kemuliaan dan syukur harus kembali kepada-Nya.'.
Bila Anda akan memulai berkarier, ingatlah bahwa Anda tidak sendiri. Allah hadir memodali dan menyertai orang-orang yang percaya dan mencari Dia dengan sepenuh hati.
Bila Anda tengah berkarier, ingatlah bahwa tidak ada kemustahilan untuk berhasil di dalam Tuhan. Tuhan merancang kita untuk berhasil sesuai dengan tujuan-Nya. Ingatlah untuk melibatkan-Nya setiap saat.
Bila Anda sudah berhasil di dalam karier dan tengah merintis pengembangan usaha lebih lanjut, ingatlah bahwa semua awal modalnya dari Tuhan. Perasaan dan keangkuhan semua usaha dari diri sendiri hanya akan membuat kita tersesat dan jatuh secara perlahan. Janganlah lupa mempersembahkan ucapan syukur dari apa yang Tuhan sudah berikan selama ini.
Hakikat karier manusia berasal dari Allah. Allah-lah yang memodali awal kehidupan dan menaruh semua potensi dalam diri manusia. Oleh sebab Allah pencipta dan pemodal karier kita, maka sudah seharusnya kita melibatkan Tuhan dalam setiap perencanaan (Yak.4:15) dan mengembalikan syukur kepada Allah atas berkat-berkat yang telah kita terima. Amin.
Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp
No comments:
Post a Comment