Poligami Ada di Alkitab?
(Baca: Kejadian 4:17-24)
Beberapa waktu lalu kita mendengar kontroversi sejumlah orang yang berpoligami di Indonesia. Ada yang merasa tidak apa-apa karena diijinkan oleh agama mereka, ada pula yang tidak setuju karena alasan moral dan hati nurani. Lihat saja bilangan beberapa orang seperti A.A.Gymn; pemilik rumah makan 'Wong Solo'; ataupun ulama pondok pesantren di Semarang, Pujiono. Menurut sebagian aliran agama Islam, poligami adalah sah dan diteladankan oleh nabi Muhammad.
Bagaimana dengan kekristenan? Apakah di Alkitab mengijinkan poligami? Bagaimana dengan Yakub, Daud, Salomo dan beberapa tokoh di Perjanjian Lama khususnya? Bila kita melihat sejarah kronologis hidup manusia, memang dalam perkembangannya Alkitab mencatat ada sejumlah orang-orang yang berpoligami. Bahkan poligami juga dilakukan oleh orang-orang yang dipilih dan dipakai Tuhan. Apakah ini berarti Allah setuju dan mendukung poligami?
Marilah kita melihat sekilas dari perikop kitab Kejadian. Pada mula penciptaan, manusia dirancang Allah untuk monogami. Arti kehidupan berkeluarga adalah seorang laki-laki dan seorang perempuan bersatu di dalam Tuhan membentuk ikatan rumah tangga. Allah tidak pernah merancangkan kehidupan manusia dengan mengedepankan nafsu dan seksualitas jasmani belakadalam pernikahan. Allah menyiapkan manusia untuk mencerminkan kemuliaan Tuhan dalam misi yang jelas: memelihara kehidupan.
Sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, maka tatanan kehidupan manusia menjadi rusak dan perlahan namun pasti adalah kerusakan alam secara menyeluruh. Manusia bukan saja memakan tumbuhan (herbivora), hewan (carnivora), pemakan segala (omnivore) tetapi saling memakan sesamanya mulai dari bentuk permusuhan, benci hingga membunuh. Bukti nyata dari ketercemaran dosa adalah Kain membunuh Habel.
Generasi ketujuh di bawah Kain adalah Lamekh yang berpoligami. Istri Lamekh adalah Ada dan Zila. Alkitab tidak mencatat reaksi Allah secara khusus di perikop ini, bahkan seolah-olah dari keturunan Ada dan Zila lahirlah sejumlah para ahli yang dipakai Tuhan dalam bidangnya masing-masing.
Rancangan Allah terhadap manusia adalah monogami, tetapi sejak dosa masuk dalam hidup manusia maka terjadilah dalam kehidupan sejumlah orang yang berpoligami. Melihat dari beberapa bagian dari Keluaran 20:17; Imamat 20:10; Ulangan 5:12; Matius 5:31 tampak bahwa Alkitab tidak mendukung manusia berpoligami. Alkitab mencatat sejumlah kasus poligami justru untuk menunjukkan bahwa nafsu manusia-lah yang membuatnya tidak tahan untuk monogami.
Secara psikologis orang yang berpoligami tidak mungkin tidak membagi kesetiaan dan cintanya kepada lebih dari satu orang di dalam keluarga. Mereka yang hidup di duakan, khususnya wanita secara normal tidak bisa menerima begitu saja. Biasanya akan ada tekanan batin dalam bentuk stres atau yang lebih jauh depresi. Mana ada wanita yang manu diduakan dalam hidup berumah-tangga? Normalnya tidak ada, tetapi karena terpaksa ada budaya yang mengijinkan maka biasanya wanita cenderung untuk diam atau ikut saja.
Berdasarkan kajian sederhana di atas, dapatlah disimpulkan bahwa Alkitab memang mencatat poligami dalam hidup beberapa orang bahkan beberapa pahlawan yang dipakai Allah. Kendati demikian, tidak ada satu indikasipun bahwa Allah menyetujui pernikahan poligami. Rancangan Allah adalah monogami (Kejadian 2:24).
Allah tidak menciptakan beberapa pendamping manusia dari beberapa tulang rusuknya. Firman Tuhan hanya mengatakan Allah mengambil satu tulang rusuk dan dibuatlah pendamping yang sepadan: Hawa. Bila poligami adalah rancangan dan disetujui Allah, maka kisah penciptaan akan tertulis: Allah mengambil sejumlah tulang rusuk dari Adam. Kemudian muncul-lah Hawa 1; Hawa 2; dst. sebagai alternatif dan bila perlu semuanya adalah pendamping Adam. Syukurlah tidak demikian. Kiranya Tuhan menolong kita untuk hidup di dalam rancangan dan kehendak-Nya, bukannya semau diri kita. Hidup Monogami!
Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp
Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp
No comments:
Post a Comment